Investor Hong Kong Tertarik Kembangkan Sektor Pariwisata Halal dan Green di Aceh
BANDA ACEH - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi investasi sektor pariwisata halal dan ramah lingkungan yang direncanakan oleh investor asal Hong Kong, Halal International China Hong Kong (HICHK). Hal ini disampaikan oleh Kepala DPMPTSP Aceh Bapak Marthunis dalam pertemuan penyambutan dan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Halal International Aceh (HIA) dengan HICHK yang berlangsung di Kantor DPMPTSP Aceh, Banda Aceh, Selasa (8/8/2023).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, antara lain Dinas Pariwisata Aceh, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh dan Asosiasi Perhotelan dan Restoran Indonesia (ASATI) Aceh.
Dalam sambutannya, Marthunis mengapresiasi dan mendukung penuh rencana investasi serta pengembangan pariwisata halal dan ramah lingkungan oleh HICHK. Beliau mengatakan bahwa Aceh sebagai daerah otonom khusus yang menerapkan syariat Islam memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata halal unggulan di Indonesia. Beliau juga mengatakan bahwa pemerintah Aceh akan memberikan fasilitas dan kemudahan perizinan kepada investor yang berminat untuk berinvestasi di Aceh.
“Kami sangat menyambut baik dan mendukung rencana investasi ini. Kami yakin bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, khususnya bagi masyarakat Aceh. Kami siap membantu proses perizinan dan layanan penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku,” ujar Marthunis.
Sementara itu, Chief Executive Officer HICHK Homer Yu mengusulkan pengembangan Danau Laut Tawar di Aceh Tengah menjadi destinasi wisata internasional. Beliau mengatakan bahwa Danau Laut Tawar memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata sekelas Danau Geneva di Swiss karena memiliki pemandangan alam yang indah dan sejuk.
“Pengembangan yang kami rencanakan antara lain hotel bintang 5 halal, penginapan glamping mewah, dan fasilitas observasi bintang. Kami juga ingin membangun villa ala Bangkok, yaitu rumah-rumah kayu yang berdiri di atas air dan memiliki balkon yang menghadap ke danau. Semua fasilitas ini akan menggunakan teknologi hijau dan AI yang ramah lingkungan,” kata Homer.
Menanggapi usulan tersebut, Marthunis meminta agar proyek investasi memiliki timeline yang jelas. Beliau juga meminta agar HICHK berkonsultasi dengan DPMPTSP Aceh jika ada hal-hal yang berkaitan dengan perizinan, fasilitas, dan layanan investasi. “Kami harapkan agar proyek ini dapat segera terealisasi dengan dukungan dari semua pihak. Kami juga mengundang HICHK untuk melakukan kunjungan lapangan ke lokasi-lokasi potensial untuk investasi halal di Aceh,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata Disbudpar Aceh, Ismail menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Aceh. Beliau mengatakan bahwa Aceh telah lama mempromosikan diri sebagai destinasi wisata halal dengan memiliki berbagai daya tarik wisata yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Beliau juga mengatakan bahwa Aceh telah memiliki sekitar 7.000 UMKM yang bersertifikat halal dari LPPOM MPU (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Permusyawaratan Ulama) Aceh dan Kementerian Agama RI.
“Kami sangat menyambut rencana investasi ini guna meningkatkan daya saing Aceh sebagai destinasi wisata halal dan ramah lingkungan yang bertaraf internasional. Kami siap bekerja sama dengan HICHK dalam hal pengembangan produk, promosi, dan sertifikasi halal untuk sektor pariwisata di Aceh,” ucap Ismail.
Hal senada disampaikan anggota ASATI Aceh Andi Rizal, yang mewakili pelaku usaha perhotelan dan restoran di Aceh. Beliau mengatakan bahwa hotel-hotel di Aceh masih kurang memiliki fasilitas yang memadai untuk melayani kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang semakin banyak diselenggarakan di provinsi tersebut. Beliau juga mengatakan bahwa ASATI mendukung upaya untuk menjadikan Aceh sebagai destinasi utama untuk kegiatan MICE di Indonesia.
Beliau juga mengatakan bahwa proyek-proyek yang direncanakan oleh HICHK diharapkan dapat memberdayakan UMKM lokal di sektor pariwisata.
“Dengan adanya proyek ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas perhotelan dan restoran di Aceh. Kami juga berharap dapat meningkatkan kerjasama dengan UMKM lokal yang menyediakan produk-produk halal dan ramah lingkungan untuk sektor pariwisata di Aceh,” kata Andi Rizal.
Dengan dukungan penuh Pemerintah Aceh, diharapkan kerja sama investasi dengan HICHK dapat segera terealisasi. Hal ini dipandang sangat strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui optimalisasi potensi pariwisata daerah.